Legenda Futsal Brazil : Falcao
Transisi dari futsal ke sepakbola adalah sebuah jalur yang biasa ditempuh pemain. Cristiano Ronaldo, Ronaldinho, Andres Iniesta, Neymar and Lionel Messi adalah beberapa pemain sepakbola yang mengatakan, bahwa futsal adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan mereka sebagai pemain.
Transisi dari futsal ke sepakbola biasanya dilakukan saat seorang pemain berada di usia remaja. Klub-klub asal Brazil, Spanyol, dan Portugal menggunakan futsal dalam program pengembangan pemain muda mereka sebelum mereka beralih menjadi pemain sepakbola profesional. Cara ini sudah terbukti, karena 9 pemenang dari Ballon d’Or sejak 1997 memulai karir mereka dengan bermain futsal.
Namun, futsal bukanlah hanya batu loncatan. Futsal adalah olahraga yang sudah bisa berdiri sendiri, dan menurut FIFA, futsal adalah olahraga ruangan yang paling cepat berkembang di seluruh dunia. Nike dan Adidas pun juga mulai berkonsentrasi pada sepatu & produk olahraga khusus futsal, dalam 5 tahun terakhir, kembali menguatkan pernyataan tersebut.
Legenda terbesar di Futsal adalah Allesandro Rosa Vieira / Falcao, pemain asal Brazil. Falcao populer tidak hanya pada penggemar olahraga futsal, gol-gol dan teknik nya yang luar biasa bahkan memukau penggemar sepakbola ataupun olahraga lainnya. Seperti kebanyakan orang Brazil, Falcao bermain futsal di usia dini, namun tidak seperti Neymar, Ronaldinho, atau Robinho, Falcao tidak melakukan transisi ke sepakbola. Falcao tetap bermain futsal, dan setelah aksinya untuk Guapira di kompetisi regional remaja di Sao Paulo, Falcao mendapatkan kesempatan untuk bermain pada tim futsal Corinthians. Setelah 5 tahun di Time do Povo, Falcao bergabung dengan GM Chevrolet dan dipanggil ke timnas Brazil. 2 Piala Dunia dan 4 gelar Pemain Terbaik Dunia berhasil diraihnya, dan
Falcao pun menjadi terkenal di Brazil, dan disebut-sebut sebagai “Pele Futsal”.
Sebenarnya, mimpi Falcao adalah untuk menjadi pemain sepakbola, dan khususnya untuk Santos, klub favoritnya sejak kecil. Namun harapan tersebut kandas, saat Falcao tidak berhasil memikat pelatih saat trial. Akhirnya Falcao berhasil mengenakan kostum putih Santos di tahun 2011, pada klub Futsal Santos, namun akhirnya klub Futsal tersebut dibubarkan bersama dengan klub sepakbola wanitanya tak lama kemudian, untuk mengumpulkan dana untuk mempertahankan Neymar di Brazil.
Di tahun 2004, Falcao menjadi salah satu pemain kunci dari tim nasional Brazil, dan dinobatkan sebagai FIFA World Player of the Year untuk pertama kalinya. Mimpinya sebagai pemain sepakbola profesional sudah lama pergi; sekarang ia adalah pemain Futsal terbaik di dunia.
Namun, mimpinya untuk menjadi pemain sepakbola sempat hidup kembali, saat ia mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan Sao Paulo Futebol Clube. Saat saudara laki-lakinya sedang memasang AC di rumah presiden klub, mereka pun bercakap-cakap dan topik mereka bergeser ke Falcao, yang berkat performanya bersama tim nasional futsal Brazil & gelar Pemain Terbaik Dunia yang diraihnya, menjadi terkenal di seluruh Brazil. Pada percakapan tersebut, Gouvea (presiden klub) mengundang Falcao untuk bergabung dengan Sao Paulo, dan Falcao pun tidak bisa menolak. Sekarang ia mendapat jalan untuk bergabung ke sepakbola profesional; hanya saja sebagai pemain berusia 26 tahun, bukan sebagai pemain muda lagi.
Falcao menandatangani kontrak sepanjang 6 bulan dengan Sao Paulo. Sayangnya, manajer Soberano saat itu, Emerson Leao tidak terkesan dengan kedatangannya ke Morumbi. Emerson Leao mengungkit kegagalan Falcao dalam sepakbola profesional bersama Portuguesa and Palmeiras. Leao juga mengklaim, bahwa Gouvea merekrut Falcao untuk tujuan marketing, sebuah ide yang tidak disetujui olehnya.
Namun, Falcao tetap berhasil melakukan debut bersama Sao Paulo pada pertandingan pembuka melawan Ituano pada 20 Januari 2005. Penonton bersorak saat ia masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua, walaupun manajer saat itu masih skeptis dengan kemampuannya. Awal yang baik bagi Falcao sebagai pemain sayap, ia ditugaskan untuk melewati lawan, seperti yang biasa ia lakukan di lapangan Futsal. Sao Paulo memenagkan pertandingan dengan skor 4-2.
Pada pertandingan berikutnya melawan America, Leao memberikan kesempatan kepada fans untuk melihat Falcao tampil. Unggul 2-0, manajer Sao Paulo memasukkan Falcao ke lapangan, namun waktunya terlalu sedikit. Hal yang sama terjadi 4 hari kemudian pada kemenangan Sao Paulo 2-0 atas Internacional. Namun Falcao berhasil membawa angin segar dari segi marketing; fans menyukainya, sampai mencibirkeputusan Leao untuk memainkan Luizao daripada Falcao.
Leao menyatakan bahwa sang bintang futsal gagal untuk membuatnya terkesan di sesi latihan, dan ia masih harus berlatih untuk menjadi pemain sepakbola. Cicinho juga mengatakan kepada TV lokal; “kita berusaha membantu Falcao di transisinya. Ia adalah pemain yang hebat dan sulit untuk dijaga, namun kesulitan memenuhi tuntutan fisik dari sepakbola. Falcao masih harus berlatih dalam beberapa hal, namun saya yakin dia pasti bisa.”
Falcao pun terus tampil beberapa kali, namun euforia fans terhadapnya sudah berakhir. Sorakan penonton kepada Leao untuk memasukkan Falcao ke lapangan telah berhenti; mereka telah menuju tangga juara. Falcao tampil sebagai starter untuk pertama dan terakhir kalinya di pertandingan terakhir Campeonato Paulista, saat Sao Paulo sudah menjadi juara. Ia menjadi penyerang, menggantikan Diego Tardelli yang absen. Namun, ia bertahan hanya 45 menitdan akhirnya digantikan oleh Vélber di babak kedua.
Mimpinya di sepakbola profesional pun berakhir, bahkan setelah kepergian Leao di akhir musim, Falcao mengumumkan bahwa ia akan kembali ke futsal pada tanggal 19th April. “Saya adalah pemain terbaik futsal di tahun 2004. Namun dengan situasi akhir-akhir ini, saya merasa image saya ternodai,”. Falcao pun tidak ragu mengutarakan isi hatinya tentang Leao; “Ia hanya membuka mulutnya untuk berbicara buruk tentang saya”
Walaupun transisinya ke sepakbola profesional berakhir dengan kurang baik, Falcao kembali ke olahraga futsal seperti tidak pernah meninggalkannya, dalam setahun setelah ia keluar dari Sao Paulo, Falcao segera menjadi pemain futsal terbaik dunia untuk kedua kalinya. Alessandro Rosa Vieira tidak akan menjadi seorang legenda sepakbola, namun ia akan selalu diingat sebagai “Pelé Futsal”.