Legenda Taekwondo : Kang Sin Chul
Siapa tak kenal Kang Shin Chul? Ia memiliki perawakan yang atletis dan tampak kokoh. Wajahnya terkesan dingin, namun ramah. Di tiap penampilan pada arena taekwondo, gerak kaki dan tangannya kala beraksi mengundang decak kagum. Ia perpaduan antara kecepatan, kontrol dan kelincahan yang luar biasa pada olahraga ini. Tak salah jika orang menyebutnya seorang pendekar, sekaligus pemegang Dan VIII yang juga salah seorang pelatih Poomsae top dunia.
Di kalangan taekwondo dunia, nama Kang Shin Chul jadi jaminan mutu. Buktinya, tiap obrolan di antara para taekwondoin bila menyebut nama Kang Shin Chul maka jempol tangan otomatis terangkat. Kira-kira Two Thumb’s up untuknya.
Wajar saja demikian. Nyaris seumur hidupnya Grand Master Kang Shin Chul telah mewakafkan dirinya untuk seni bela diri taekwondo. Malah selama 40 tahun terakhir ini ia telah mendedikasikan diri untuk terus mengajar olahraga ini. Bukan hanya di negeri asalnya, tapi ia sebarkan pula ilmu beladiri tersebut hingga Timur Tengah, Iran.
Di Iran saja, Kang telah mengembangkan taekwondo selama 20 tahun lebih, baik untuk Kyorugi (pertarungan) maupun Poomsae (gerakan). Tak heran, hasil gemblengannya di negeri Syiah itu, telah melahirkan atlet Iran mencapai prestasi puncak dunia. Boleh dibilang, Korea dan Iran saat ini menjadi gudang atlet taekwondo yang sulit dikalahkan di berbagai event internasional.
Dalam perjalanannya mentransformasikan ilmu taekwondo ke berbagai negara, Kang Shin Chul tak melepaskan filsafat ajarannya. Ia fokus pada ajaran taekwondo-nya yang sarat akan nilai-nilai kebajikan, seperti kesopanan, integritas, ketekunan maupun pengendalian diri.
Bahkan kepada muridnya itu, ia kerap anjurkan untuk gigih, semangat dan disiplin untuk membangun mental dan kepercayaan diri. Kang meyakini betul, bahwa taekwondo bisa menjadi pelajaran praktis bagi tiap orang untuk mempunyai mental kepemimpinan yang kuat. Bagi Kang Shin Chul, pemain atau atlet taekwondo itu mesti berlatih keras untuk mencapai prestasi dan kebajikan diri bagi sekelilingnya. Serta, bijak dan mau mengorbankan diri untuk keadilan.
“Taekwondo adalah seni bela diri untuk belajar bagaimana melatih pikiran dan tubuh,”katanya suatu ketika.
Di luar flsafah ajarannya, master Kang juga amat concern dengan teknik dan penyajian poomsae bagi anak didiknya. Berbagai materi baru poomsae seringkali diajarkan, menyangkut materi peregangan maupun teknis gerakan. Hal semacam ini, menurutnya, bisa membantu poomsae para taekwondoin di masa mendatang, terutama dasar-dasar, teknik dan paham luar dalam seni bela diri ini.
Sebagai taekwondoin pertama di dunia yang menjuarai lima tahun berturut-turut untuk Foot Breaking Divison di Hanmadang itu, Master Kang kini menghabiskan waktunya untuk mengajar taekwondo di Dojang Namchang miliknya.. Ia pun acapkali keliling dunia. Bahkan untuk pertama kalinya pula pada Agustus 2012 lalu, ia mengunjungi Finlandia dalam acara 7th Taekwondo Festival.
Akhirnya pemenang Seleksi King of Breaking (Foot and Hand Division) untuk pertama kalinya di dunia pada 1994 ini, juga mengingatkan kalangan taekwondo dunia bahwa nilai taekwondo itu bukanlah keahlian, melainkan orang-orang